Meskipun keduanya memiliki kelebihan masing-masing, penting untuk memahami perbedaan mendasar di antara keduanya agar Anda bisa membuat keputusan yang tepat.
Berikut ini adalah 5 perbedaan kompor induksi dan kompor listrik, mulai dari cara kerjanya hingga biaya yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memilih salah satu untuk dapur Anda.
Cara Pemanasan
Kompor listrik memanfaatkan arus listrik yang mengalir melalui kumparan logam di bawah permukaan kaca atau keramik, yang kemudian menghasilkan panas karena hambatan listrik. Panas ini diteruskan ke panci atau wajan di atasnya melalui kontak langsung dengan permukaan kompor.
Sebaliknya, kompor induksi bekerja menggunakan medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan tembaga. Saat arus listrik mengalir melalui kumparan ini, medan magnet yang dihasilkan langsung memanaskan peralatan masak berbahan besi atau baja, tanpa memanaskan permukaan kompor itu sendiri.
Kompor induksi unggul dalam hal kecepatan pemanasan dan efisiensi energi, karena panas dihasilkan langsung di peralatan masak. Selain itu, permukaannya cepat dingin setelah dimatikan, mengurangi risiko kecelakaan.
Di sisi lain, kompor listrik menawarkan kenyamanan dalam penggunaan, terutama karena tidak ada nyala api yang terbuka, sehingga lebih aman dibandingkan kompor gas dan mengurangi risiko luka bakar. Namun, pemanasan kompor listrik mungkin tidak secepat induksi.
Baca Juga: Dapur unik dan personal di studio modern untuk bekerja dan juga bermain
Efisiensi energi
Kompor induksi bekerja dengan menggunakan energi listrik untuk menghasilkan panas tanpa memerlukan api, membuatnya lebih efisien dibandingkan dengan kompor gas maupun kompor listrik.
Kompor induksi mampu memanfaatkan hingga 90% energi listrik untuk memasak, sehingga menghasilkan panas lebih cepat dan meminimalkan energi yang terbuang.
Begitu juga dengan kompor induksi yang menawarkan penghematan biaya jangka panjang yang signifikan. Kompor listrik umumnya menggunakan daya sebesar 1.000 hingga 3.000 watt.
Jika digunakan selama 7 jam per minggu, konsumsi listrik kompor ini bisa mencapai sekitar 1.022 kilowatt-jam (kWh) per tahun. Pertimbangan ini penting untuk memilih kompor yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda.
Keamanan
Kompor listrik dan induksi sama-sama menawarkan keamanan yang lebih baik dibandingkan kompor gas karena tidak memerlukan tabung gas untuk menyalakan api, sehingga risiko kebocoran gas dan kebakaran lebih rendah.
Namun, kompor induksi memiliki keunggulan tambahan dalam hal keamanan, terutama untuk rumah dengan anak-anak. Kompor induksi hanya memanaskan panci atau wajan yang berada di permukaan kompor, sehingga area sekitarnya tetap dingin dan aman disentuh.
Kompor induksi bekerja dengan memanfaatkan medan elektromagnetik untuk memanaskan alat masak secara langsung, berbeda dengan kompor listrik yang memanaskan permukaan terlebih dahulu.
Ini membuat permukaan kompor induksi tetap dingin saat disentuh, sehingga mengurangi risiko terbakar dan menjadikannya pilihan yang lebih aman bagi keluarga.
Baca Juga: Dapur hitam tradisional di ruang terbatas
Suhu Maksimal
Kompor listrik dan kompor induksi memiliki perbedaan signifikan dalam hal suhu maksimal yang dapat dicapai, yang berpengaruh pada proses memasak Anda. Kompor listrik dapat mencapai suhu maksimal sekitar 393 derajat Celcius.
Pengaturan suhu pada kompor listrik memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai suhu yang diinginkan, dengan opsi pengaturan seperti low, medium, dan high.
Di sisi lain, kompor induksi mampu mencapai suhu maksimal sekitar 351 derajat Celcius, dengan model portabel biasanya mencapai 270-280 derajat Celcius. Meskipun suhu maksimal kompor induksi sedikit lebih rendah, kompor ini lebih cepat dalam menurunkan suhu setelah digunakan.
Harga
Kompor induksi umumnya memiliki harga awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan kompor listrik. Meskipun begitu, penggunaan kompor induksi sering dianggap lebih hemat energi dibandingkan dengan kompor gas, sehingga dapat memberikan penghematan jangka panjang.
Kompor induksi menggunakan teknologi yang lebih canggih dan sering kali lebih tahan lama. Sebagai contoh, jika Anda menggunakan kompor induksi dengan daya listrik 900 VA dan konsumsi sekitar 60-70 kWh per bulan, biaya listrik yang perlu dibayarkan berkisar antara Rp 36.300 hingga Rp 42.350.
Di sisi lain, kompor listrik yang lebih terjangkau menggunakan teknologi yang lebih sederhana, namun membutuhkan daya listrik yang lebih besar, yang dapat meningkatkan biaya operasional bulanan.
Baca Juga: Cara tepat menata area meja dapur agar setiap barang mudah dijangkau
Memilih kompor yang tepat untuk dapur Anda